Apa yang kita kejar dalam hidup?

Ini adalah sebuah perbincangan yang penuh makna antara saya dan sahabat saya Mas Agung, pria berumur 29 tahun dan bekerja di salah satu perusahaan Batu Bara Kalimantan. Dy adalah sahabat saya yang entah kenapa selalu membuka jalan pikiran saya untuk memaknai kehidupan.
Waktu dy baca-baca blog saya yang judulnya “Guntur, Sobat kecil yang hebat”
Waktu mas Agung merasa kangen dengan suasana KKN semasa dy kuliah dulu, secara gak sadar dy bilang :

“Jadi bukan masalah KKN atau apa win. Aku ngerasanya gini, cuma selembar kertas putih yang setelah dicoret2 oleh cerita kehidupan ditumpuk trus kalo udah banyak lalu dibakar. Parah bener nih.. seakan2 ga ada yg tersimpan”

Sebenernya kalimat itu sebuah penyesalan atau apa sih kawan…..?
Selintas saya berpikiran, gak cuma Mas Agung saja yang berpikiran seperti itu. Pasti banyak sekali dan hampir semua orang mempunyai kehidupan layaknya “Hidup seperti selembar kertas putih lalu di coret-coret kemudian dibakar.” Dan ada seseorang yang datang dan mengatakan kepada saya

“Masa lalu itu tidak perlu diingat atau diratapi, lihat saja apa yang ada di depan.”

Saya juga tidak mengerti dan mengapa hampir semua orang tidak mengerti apa yang mereka pelajari dalam 1×24 jam di kehidupannya. Menganggap hidup biasa-biasa saja, membuang waktu tanpa mengerti apa yang mereka pelajari, mengalir tanpa menyaring apapun yang dapat diambil. Hingga arti hidup dalam 1×24 jam terbuang percuma, kosong, dan tidak ada artinya. Lalu, sahabat saya Mas Agung mulai bertanya:

Mas Agung : Sebenarnya apa sih yang kita kejar?
Saya : Yang kita kejar? tidak ada. Hahaha..
Mas Agung : hahah…wrong answer!

Sebentar, di sini saya mulai berfikir. Bahwa jawaban saya itu serius. Memang, Tidak ada yang saya kejar dalam kehidupan saya, tapi saya tetap mempunyai cita-cita dan mewujudkannya. Kenapa jawaban saya dibilang “Wrong Answer?”. Lalu saya mulai mencuci otak sahabat saya ini. Mengapa tidak ada yang saya kejar dalam kehidupan saya.

Saya mengatakan :
Saya tidak tahu kalo di suruh jawab pertanyaan “apa yang saya kejar?” tapi kalau saya ditanya “apa yang saya dapat” saya bisa jawab. Bagaimana kalau kita ubah saja kalimatnya dari “apa yang saya kejar” menjadi “apa yang saya dapat.” Rasanya kalimat dari “apa yang saya kejar” adalah mengejar sesuatu yang kosong dan belum mendapatkan apa-apa.” Tapi kalau “apa yang saya dapat” semua rasanya sudah terkejar. Itu akan menjadikan kita lebih kaya, belajar dan memaknai hidup. Selain itu melatih kita untuk lebih bersyukur.

Kalau ada yang bilang, hidup biasa-biasa saja itu tidak mungkin. Hari itu terus berganti maju, jam selalu berputar dari kiri ke arah kanan, begitu juga dengan arah matahari terbit dan tenggelam. Tidak mungkin dalam 1×24 jam tidak ada pelajaran berharga dalam hidup. Bahkan saya mengatakan pada sahabat saya,

Saya:
“Coba kamu rekam kembali percakapanmu dengan sahabatmu, atasanmu, sampai office boy di kantor dan siapapun yang ada di sana, walaupun kecil saja tapi itu adalah pelajaran berharga yang tanpa sadar kamu lewatkan begitu saja.”

Mas Agung:
“Bosku gila, sahabatku stress. Dan di sini adanya abu-abu win, kamu akan susah membedakan mana yang hitam dan mana yang putih.”

Saya:
“Kamu bilang seperti itu saja sebenarnya sudah belajar, apa artinya abu-abu, apa artinya hitam dan putih. Tapi kamu anggap hal itu adalah biasa.”

Mas Agung:
“Seperti pembelajaran yang tidak digunakan, karena cuma sebatas wacana.”

Saya:
“Siapa bilang tidak berguna?kamu menceritakan hal ini kepada saya itu sudah berguna buat saya. Bahkan sampai kamu tua, kamu akan menceritakan sebagian pengalaman hidupmu dengan anak-anakmu, sampai cucumu. Itu berguna.”

Ya, saya katakan dengan jelas, hidup itu berharga, dalam 1×24 jam hidup itu bermakna. Cukup ingat, rekam dan dengarkan. Itu adalah langkah dari memulai pembelajaran hidup. Dan begitu kita mendengar “Apa yang sudah saya dapat” maka kita sudah berhasil memaknai dan menghargai hidup kita dalam sehari-hari.

p.s : makasih Mas Agung bincang-bincangnya tadi malam. Perbincangan ini sungguh berguna untuk kita dan pembaca blog ini. Lalu, setelah ini “apa yang sudah saya dapat” ketika saya selesai menulis hal ini? pasti ada yang saya dapatkan.

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Tinggalkan komentar